img_pastors_003

Terlibat Memulihkan Ciptaan Bersama Allah Trinitas

Pada Minggu Trinitas ini, umat mendapat penegasan untuk terlibat dalam karya pemulihan ciptaan. Tema pemulihan ciptaan semacam ini jarang diangkat dalam peribadatan. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah karena gereja kerap abai terhadap persoalan lingkungan hidup. Bisa jadi ada yang bertanya,”Apa kaitan Trinitas dan pemulihan ciptaan?” Melalui artikel “Tritunggal dan Sampah” seperti yang ada di website Sinode GMIT, kita dapat menemukan bahwa gerak Trinitaris (Bapa, Anak dan Roh Kudus) amat dekat dengan lingkungan hidup. Orang Kristen harus memahami bahwa Trinitas itu dogmatis sekaligus praktis. Tindakan atau perbuatan Allah yang praktis itu keluar dari hakikat Allah itu sendiri. Dalam konsep Trinitaris dipahami bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus berada dalam satu relasi kasih yang setara dan kekal. Dalam relasi kasih itu semua berada dalam ke-Esa-an yang tidak dapat dipisahkan. Dalam gerak kesatuan itu, umat diundang untuk turut serta bersama gerakan Allah. Keikutsertaan umat merupakan respons umat atas karya kasih Allah. 
Tags: Minggu Trinitas
File Audio: Tidak Tersedia
File Teks: Tidak Tersedia

BACAAN
Bacaan I:     Kejadian 1:1-2:4a
Tanggapan:     Mazmur 8
Bacaan II:     2 Korintus 13:11-13
Bacaan Injil:     Matius 28:16-20
 

DASAR PEMIKIRAN
Orang beriman kerap abai terhadap persoalan lingkungan hidup. Sementara manusia (termasuk umat beriman) hidup di tengah lingkungan hidup. Pengabaian terhadap lingkungan hidup adalah pengabaian terhadap ciptaan Allah yang amat baik itu.  

Realitas menyedihkan yang terjadi pada lingkungan hidup saat ini adalah kekeringan panjang, kebakaran hutan, banjir, tanah longsor sebagai dampak kesalahan manusia dan perubahan iklim ada di hadapan kita. Belum lagi suhu udara yang semakin panas semakin menegaskan perubahan iklim yang terus terjadi. Cuaca yang ekstrim terjadi dan dirasakan oleh semua makhluk sebagai akibat dari kerusakan alam yang sudah begitu parah. Manusia dengan kuasanya telah merusak alam untuk kepentingan dirinya. Keserakahan telah membutakan manusia sehingga tak lagi mempedulikan kehidupan sesama dan sekelilingnya.

Tuhan Allah yang telah mencipta bumi dengan segala isinya. Ia juga menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya. Tuhan Allah tak tinggal diam melihat kerusakan alam yang terjadi. Ia melibatkan manusia untuk turut serta dalam pemulihan ciptaan. Manusia sebagai ciptaan dan wakil-Nya di dunia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk merawat bumi. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus menyertai manusia dalam karya cipta memperbaiki alam dan merawatnya.

Melalui ibadah Minggu Trinitas ini, umat diharap mehamai makna panggilan Trinitaris (Bapa, Anak dan Roh Kudus) dalam karya pemulihan-Nya. Ia memulihkan dunia yang diciptakan-Nya dengan sungguh amat baik.  

PENJELASAN TEKS
Kejadian 1:1-2:4a

Kejadian 1 berkisah tentang penciptaan dunia dengan segala isinya termasuk manusia. Allah lah yang menciptakan dunia dengan segala isinya. Dunia diciptakan dengan kondisi amat baik, …segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (Kej. 1:31). Allah dalam mencipta dunia dengan kekuatan sabda/kata-kata. Penciptaan dituliskan dalam Kitab Kejadian dengan susunan yang teratur, hal ini nampak dengan adanya urutan hari sebagaimana yang telah ada saat ini. Manusia adalah puncak dari segala ciptaan Allah, karena itu tak heran jika sebelum menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu memperlengkapi dunia dengan segala isinya sebagai kediaman manusia.

Allah, dalam menciptakan manusia dituliskan dengan lebih rinci dibanding ciptaan yang lain. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan serupa dengan gambar Allah mau menunjukkan bahwa manusia yang merupakan wakil Allah di dunia. Manusia adalah wakil Allah yang memiliki wewenang dan kuasa yang diberikan kepadanya.  Manusia telah dijadikan mitra oleh Allah untuk memelihara bumi.

Mazmur 8
Mazmur ini merupakan madah pujian kepada Allah. Puji-pujian kepada Allah dihaturkan atas keberadaan manusia. Allah telah menciptakan dunia dengan begitu indahnya, bahkan manusia diciptakan hampir sama dengan Allah. Mazmur pujian ini dinyatakan atas kuasa yang diberikan Allah pada manusia. Kuasa atas segala makhluk yang ada di bumi yang Allah berikan pada manusia. Taggung jawab inilah menjadikan keberadaan manusia istimewa sehingga memuji memuliakan Allah.

2 Korintus 13:11-13
Bagian penutup surat Paulus kepada jemaat Korintus merupakan nasihat Paulus kepada jemaat di Korintus: 
•    Jemaat diminta untuk memperhatikan tingkah laku mereka dengan mengusahakan untuk berlaku sebaik mungkin/sempurna, 2 Kor 13: 11 “… usahakanlah dirimu supaya sempurna …”
•    Jemaat untuk hidup dalam damai sejahtera, supaya perbedaan pendapat yang terjadi tidak memecah belah mereka. Perpecahan hanya menjadikan kedamaian hilang. Karena itu damai sejahterra dapat dirasakan ketika ada kesehatian di antara jemaat.
•    Rumusan Tritunggal yang diungkapkan oleh Paulus pada bagian penutup menunjukkan supaya kesalah pahaman dan perpecahan yang terjadi dalam kehidupan jemaat Korintus dipulihkan oleh Kasih dari Tuhan dan dipersatukan dalam persekutuan olah Roh Kudus. Mengacu juga bahwa Allah Tritunggal menyertai hidup umat.

Matius 28:16-20
Setelah Yesus bangkit, Ia menjumpai kesebelas murid di Galilea tempat yang Ia tunjuk. Di sini Yesus memberikan wejangan-Nya (ay.18b-20). Pada bagian awal (Ay. 18b) berisikan pernyataan mengenai kewibawaan Yesus. Kewibawaan yang sangat tingi karena Yesus telah menerima segala kuasa dari Bapa-Nya, kuasa atas sorga dan bumi. 

Pada ayat 19-20b para murid diminta untuk membagikan dan meneruskan pengajaran Yesus kepada semua bangsa, bukan hanya orang Yahudi. Pengajaran dan perintah dari Yesus yang selama ini telah mereka terima selama mengikut-Nya harus diajarkan dan dibagikan kepada semua bangsa. 

Perintah baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan rumusan baptisan yang dilakukan di jemaat Matius. Pada bagian akhir menunjukkan bahwa Yesus tak pernah meninggalkan para murid, menujukkan peneguhan Yesus bahwa Ia akan senatiasa menyertai para murid.


BERITA YANG MAU DISAMPAIKAN
Allah menciptakan bumi dengan segala isinya dalam kondisi yang baik. Bumi sebagai temnpat kediaman manusia dan ciptaan lain telah disiapkan Allah begitu rupa untuk didiami manusia. Manusia yang dicipta Allah serupa dengan gambar-Nya diberi wewenang dan kuasa untuk mengusai bumi. Namun dosa menjadikan manusia memuaskan diri sendiri dan merusak bumi beserta isinya.

Allah Bapa, pencipta bumi dan segala isinya menghendaki manusia ikut ambil bagian sebagai mitra-Nya mengelola bumi, memelihara bumi untuk membawa damai sejahtera bagi semua. Manusia perlu mendapatkan pemulihan dari apa yang telah diperbuatnya. Pemulihan yang dirasakan manusia memberikan kesadaran tanggungjawab manusia memelihara bumi. Dalam pemeliharaan ini manusia senantiasa dalam penyertaan Roh Kudus. 

Pada Minggu Trinitas ini, umat mendapat penegasan untuk terlibat dalam karya pemulihan ciptaan. Tema pemulihan ciptaan semacam ini jarang diangkat dalam peribadatan. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah karena gereja kerap abai terhadap persoalan lingkungan hidup. Bisa jadi ada yang bertanya,”Apa kaitan Trinitas dan pemulihan ciptaan?” Melalui artikel “Tritunggal dan Sampah” seperti yang ada di website Sinode GMIT, kita dapat menemukan bahwa gerak Trinitaris (Bapa, Anak dan Roh Kudus) amat dekat dengan lingkungan hidup. Orang Kristen harus memahami bahwa Trinitas itu dogmatis sekaligus praktis. Tindakan atau perbuatan Allah yang praktis itu keluar dari hakikat Allah itu sendiri. Dalam konsep Trinitaris dipahami bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus berada dalam satu relasi kasih yang setara dan kekal. Dalam relasi kasih itu semua berada dalam ke-Esa-an yang tidak dapat dipisahkan. Dalam gerak kesatuan itu, umat diundang untuk turut serta bersama gerakan Allah. Keikutsertaan umat merupakan respons umat atas karya kasih Allah. 

Melalui konsep Trinitaris yang dogmatis sekaligus praktis inilah orang Kristen terlibat di dalam pemulihan lingkungan hidup. Alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan dengan sungguh amat baik itu telah rusak akibat dosa. Elia Maggang dan Lidia br Tarigan menuliskan bahwa hubungan yang pernah rusak antara manusia dan alam telah dipulihkan oleh Allah sendiri melalui karya Kristus. Hubungan yang telah pulih itu terus dipelihara oleh Roh Kudus. Maka fungsi manusia terhadap ciptaan di atas dilaksanakan dalam tuntunan Roh Kudus, sang Pemelihara yang sejati. Konsep Trinitaris ini menegaskan bahwa keterlibatan aktif memelihara lingkungan hidup adalah ekspresi dari iman yang menjadi gaya hidup orang percaya. Karena iman pada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, marilah kita terlibat dalam karya pemulihan ciptaan-Nya. 


KOTBAH JANGKEP
Terlibat Memulihkan Ciptaan Bersama Allah Trinitas

Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2015 luas hutan di Indonesia 128 juta hektar, pada tahun 2017 luas hutan tersebut menyusut menjadi 125, 9 juta hektar. Denagn demikian kurang lebih 1 juta hektar setiap tahun Negara kita kehilangan hutan. Belum lagi hutan di negara-negara lain. Kerusakan alam yang begitu cepat akibat kerakusan manusia kita rasakan bersama. Cuaca yang ekstrim menimpa kita. Dunia yang semakin panas, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan merupakan dampak dari alam yang telah rusak. 

Padahal, Tuhan Allah menciptakan bumi dengan kondisi amat baik, Kej 1:31a “Maka Allah melihat yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik”. Allah lah yang telah berkarya mencipta bumi dengan segala isinya, termasuk kita umat manusia melalui sabda-Nya. Ia telah menciptakan bumi dengan segala isinya dalam kondisi amat baik. Bumi dengan segala isinya ada untuk manusia yang kemudian dicipta oleh-Nya. Manusia yang diciptakan-Nya menurut gambar dan rupa Kita (Allah) (Kej.1:26), memberikan gambaran bahwa manusia diciptakan sebagai wakil Allah dan mitra Allah di dunia. 

Sebagai wakil dan mitra Allah didunia, manusia diberi kuasa. Kej 1:28 Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung burung di udara dan atas segala binatang yang merayap dibumi.” Manusia memiliki wewenang penuh atas segala yang ada di bumi.

Namun kejatuhan manusia ke dalam dosa merusak segala yang ada. Manusia dengan serakahnya merusak alam. Kuasa yang diberikan digunakan manusia untuk memuaskan diri sendiri. Bahkan diantara sesama manusia relasi yang ada telah rusak. Yang kuat menindas yang lemah. Perbedaan menjadi perpecahan dalam kehidupan manusia.

Allah tetap mengasihi manusia dan memulihkan manusia yng telah jatuh dalam dosa. Kedamaian terjadi ketika manusia mengalami pemulihan oleh Tuhan Allah. Pemulihan terjadi karena kasih karunia Tuhan Yesus, kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus. Karena itu rasul Paulus mengingatkan agar umat hidup dalam dami sejahtera. Kedamain tentu menjadi harapan. Namun kedamain harus diperjuangkan dengan sunggung-sungguh. Tuhan Allah tak pernah meninggalkan umatNya, Ia menuntun umatNya untu hidup mewujudkan kedaiman bagui semua makhluk dengan mengajak umat:
1.    Memperhatikan tingkah laku
Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk mengusahakan hidup supaya sempurna. Karena itu manusia harus kembali melihat dirinya, apa yang telah ia lakukan dalam kehidupan ini. Manusia harus sadar bahwa ia wakil Allah, ia mitra Allah yang memiliki kuasa bukan untuk mengeksploitasi bumi dengan semena-mena. Sebagaimana yang dirasakan Sang Pemazmur dalam Mazmur 8. Sang Pemazmur menyadari akan ciptaan Tuhan yang begitu indah, Sang pemazmur juga menyadari dirinya sebagai ciptaan yang istimewa, dicipta hampir sama seperti Allah, diberi kuasa atas segala yang dicipta. Sebagai wakil Allah dan mitra-Nya, maka manusia harus melihat tingkah lakunya dalam memperlakukan bumi. Ia harus dapat menjadi mitra dan wakil Allah yang memilhara karya-Nya yang begitu indah.

2.    Menyadari penyertaan Allah.
Dalam menjaga cipta karya Allah, tentu umat manusia menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu Paulus kepada Jemaat Korintus mengingatkan akan penyertaan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Penyertaan Allah Tritunggal yang telah mendamaikan kehidupan jemaat. Demikian juda dalam Matius 28:20b “Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senatiasa sampai kepada akhir zaman.” Sebagai mitra Allah yang diberi wewenang dan kuasa, manusia tak pernah ditinggalkan-Nya. Roh Kudus senantiasa bekerja menyertai umat untuk turut dalam karya-Nya.

Pada Minggu Trinitas ini, umat mendapat penegasan untuk terlibat dalam karya pemulihan ciptaan. Tema tentang pemulihan ciptaan semacam ini jarang diangkat dalam peribadatan. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah karena gereja kerap abai terhadap persoalan lingkungan hidup. Bisa jadi ada yang bertanya,”Apa kaitan Trinitas dan pemulihan ciptaan?” Kita perlu memahami bahwa sesungguhnya gerak Trinitaris (Bapa, Anak dan Roh Kudus) amat dekat dengan lingkungan hidup. Orang Kristen harus memahami bahwa Trinitas itu dogmatis sekaligus praktis. Tindakan atau perbuatan Allah yang praktis itu keluar dari hakikat Allah itu sendiri. Dalam konsep Trinitaris dipahami bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus berada dalam satu relasi kasih yang setara dan kekal. Dalam relasi kasih itu semua berada dalam ke-Esa-an yang tidak dapat dipisahkan. Dalam gerak kesatuan itu, umat diundang untuk turut serta bersama gerakan Allah. Keikutsertaan umat merupakan respons umat atas karya kasih Allah. 

Melalui konsep Trinitaris yang dogmatis sekaligus praktis inilah orang Kristen terlibat di dalam pemulihan lingkungan hidup. Alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan dengan sungguh amat baik itu telah rusak akibat dosa. Dua orang penulis bernama Elia Maggang dan Lidia br Tarigan menuliskan bahwa hubungan yang pernah rusak antara manusia dan alam telah dipulihkan oleh Allah sendiri melalui karya Kristus. Hubungan yang telah pulih itu terus dipelihara oleh Roh Kudus. Maka fungsi manusia terhadap ciptaan di atas dilaksanakan dalam tuntunan Roh Kudus, sang Pemelihara yang sejati. Konsep Trinitaris ini menegaskan bahwa keterlibatan aktif memelihara lingkungan hidup adalah ekspresi dari iman yang menjadi gaya hidup orang percaya. Karena iman pada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, marilah kita terlibat dalam karya pemulihan ciptaan-Nya. 

Selamat merayakan pemulihan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus atas ciptaan-Nya dan terlibatlah dalam gerak pemulihan itu, amin.