
Sekilas Pandang KPB “Berkah Lumintu” GKJ Kawunganten
28 November 2022Prolog
KPB GKJ Kawunganten berdiri sekitar bulan Januari 2022 tindak lanjut dari pertemuan tingkat KPB Sinodal di Sinode GKJ yang diadakan oleh Yayasan Trukajaya. Saat itu dari Klasis Citanduy diwakili oleh Dkn. Rilis Herlina (GKJ Kamulyaan, Bandung), Pdt. Yohan Purwanto (GKJ Kiaracondong, Bandung), Pdt. Daru Marhendi (GKJ Bandung), Pdt. Dwi Eko Abriwijono (GKJ Kawunganten).
Sepulang dari pertemuan tersebut kami sharing dengan beberapa teman Majelis Gereja GKJ Kawunganten dan beberapa jemaat tentang maksud dan tujuan jika KPB diadakan di Gereja. Ternyata dari “obrolan” tersebut diterima hangat oleh para pelaku usaha yang selama ini sebenarnya punya ide berjualan di lingkungan gereja namun “terhalang” oleh pemahaman yang belum disejajarkan diantara jemaat karena ada jemaat yang kurang setuju jika gereja dipakai untuk usaha jual beli.
Namun nampaknya Pnt. Daniel Hadianto (nama pencetus usaha di gereja) mengajak beberapa orang jemaat untuk memulai, dan benar-benar terlihat antusiasme jemaat saling gaung bersambut antara penyedia layanan (warung KPB) yang dimotori oleh mbak Ari dan Pnt. Sumiati serta mbak Ririn dan calon-calon vendor (penyedia produk masakan, bumbu dapur, maupun sembako dari hasil pertanian, seperti pisang dan jantungnya, ubi kayu, ubi jalar, busil, klewih, buah nangka, dan belanjaan sayur mayur, daging ayam, kikil , ikan yang dibeli dari pasar, bahkan ada seafood kering tergantung pesanan), maupun barang-barang produk pabrikan serta konsumen sampai hari ini berjalan dengan baik.
Produk-produk tersebut setiap hari ditawarkan melalui WAG GKJ Kawunganten. Jika ada yang beli langsung diantar sampai ke rumah jemaat. Jika tidak habis disimpan di dalam kulkas atau dibeli sendiri oleh pengurus.
Sementara ini KPB menempati rumah kost sebelum ada kost yang menempatinya. Karena jarak rumah jemaat relatif terjangkau maka memungkinkan ada tenaga pengantar sampai tujuan rumah.
Selain uapaya di atas, sampai saat ini KPB juga memanfaatkan aset Gereja yang berbentuk lahan di sisi belakang dan sisi kiri gedung gereja dengan luas sekitar 200 kegunaan dimanfaatkan untuk menanam jagung disela-sela tanaman kelapa genjah dan sudah sempat panen 2 kali, dan puji Tuhan manfaat dari sistem berbagi keuntungan dapat menambah pundi-pundi keuangan gereja sekitar Rp 2 juta sekali panen (dalam kurun waktu 3 bulan sekali proses peliputan sampai penen).
Filosofi dan arti sebuah nama “Berkah Lumintu”
Nama KPB GKJ Kawunganten dicetuskan oleh penggiat KPB, dengan memaknai agar dengan berdirinya KPB menjadi berkat bagi banyak orang. Kata lumintu berasal dari kata lumintis yang berarti irasional. Bila dikaitkan dengan dunia usaha, maka bisa berarti menyelesaikan pekerjaan satu akan datang pekerjaan yang lain, sehingga berkat (laba) dalam usaha tersebut akan terus mengalir.
Sesuai dengan namanya berkat Tuhan senantiasa mengalir melalui KPB tersebut, bahkan menurut kesaksian mereka, mulai beberapa bulan yang lalu KPB “Berkah Lumintu” dapat memberikan dukungan persembahan kepada Gereja Rp 900.000,- per bulan untuk mendukung program pemanggilan Pendeta. Dan bahkan dapat mendukung rencana natal padang ibu-ibu KWD di Batu Hiu Pangadaran per bulan Rp 300.000,-.
Barangkali melalui filosofi tersebut orang-orang yang terlibat sebagai pengurus merasa senang (maaf bila salah..hehehe...) berkegiatan melalui KPB sebagai bentuk persembahan syukur atas waktu, tenaga, pikiran, perasaan dan bahkan dana untuk mendukung sirkulasi warung KPB walau sampai saat ini ini tidak berbayar ( hehehe...kerja buat Tuhan selalu manise...walau tanpa gaji selalu manise...ingat lagu persekutuan saat masih muda.... waktu itu ).
Bu Eko dari Yayasan Trukajaya Salatiga / KPB Sinode melalui bu Rilis menitipkan pesannya kira-kira KPB Kawunganten semakin berdampak kira bagi sesama dan jika semakin kuatnya tenaga yang melayani di KPB Kawunganten mulai memusatkan gaji- nya .
Pemikiran dan saran
Karena KPB memiliki nuansa keunikan tersendiri dalam dunia bisnis yaitu dengan memasarkan produk-pruduk jemaat dan dibeli oleh jemaat terkadang diantar ke pembeli maupun menjemput dagangan yang akan dijual di KPB, maka pemikiran untuk kita (KPB Lokal, Klasikal, maupun Sinodal) kira-kira bisa :
- Memfasilitasi dan mengadakan pelatihan kepada jemaat agar jemaat semakin percaya diri untuk menjual produk-produknya melalui KPB yang nantinya bisa bermanfaat bagi orang lain. Dalam hal ini pengurus KPB lokal khususnya bisa mencari tahu ketertarikan jemaat terhadap minatnya. Barangkali terkait dengan memasak, bila memungkinkan mengadakan pelatihan keterampilan membatik, menjahit, pertukangan, elektro, cukur, rias, perbengkelan, dll. Jemaat yang tertarik untuk mengikuti latihan memintai kontribusinya untuk membayar pelatih. Semakin banyak produsen di tiap-tiap gereja lokal maka akan semakin maju perekonomian dan jemaat.
- Mendorong jemaat-jemaat yang sudah memproduksi dapat melengkapi dengan PIR-T atau semacamnya, syukur sampai halal.
- Membuat link marketing melalui media sosial (jika dirasa para produsen sudah siap).
Harapan dan penutup
Saat ini kepercayaan jemaat dan konsumen lainnya terhadap KPB Berkah Lumintu dirasa semakin terasa. Indikator yang dapat dilihat antara lain semakin banyaknya barang yang dijual, dan kata mas Dani dan mbak Ari tidak punya tanggungan permodalan serta adanya saldo berjalan yang dapat memperlancar arus kas .
Dalam obralan dengan mas Dani dan mas Pujo beberapa minggu yang lalu KPB makin kewalahan untuk menyimpan barang dagangannya sehingga perlu menambah lokal area toko. Semoga tidak terlalu lama segera dapat teratasi rasa kewalahannya dan syukur juga dalam waktu yang akan datang dapat memiliki tempat sendiri dengan bangunan yang permanen.....itulah doa kita bersama. Karena jika Tuhan berkenan ada seorang koster yang mau tinggal di lingkungan Gereja maka mau tidak mau rumah koster harus bersih dari barang dagangan KPB...begitulah kira-kira.
Demikian sekilas info tentang KPB GKJ Kawunganten, kiranya semakin hari semakin diberkati Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Kategori : Artikel | Tags : KPB GKJ Kawunganten | Bagikan :